Ragam

Dikelolah profesional : Infak dan usaha wakaf Masjid Jogokariyan hasilkan lebih Rp10 Miliar Setahun

 

YOGYAKARTA.LinusTerkini.com Masjid Jogokariyan tak hanya dikenal sebagai masjid yang aktif berbagi ribuan takjil gratis setiap hari di bulan Ramadan.

Lebih dari itu, sumber keuangan masjid ini juga berasal dari berbagai usaha wakaf yang dikelola secara profesional oleh Badan Wakaf Masjid Jogokariyan.

Berkat pengelolaan yang transparan dan terarah, total infak dan pendapatan dari usaha wakaf masjid ini mencapai lebih dari Rp10 miliar per tahun!

Usaha Wakaf yang Menopang Kas Masjid

Takmir Masjid Jogokariyan memahami bahwa keberlanjutan program sosial dan pemberdayaan umat tidak bisa hanya bergantung pada infak harian jamaah. Oleh karena itu, berbagai unit usaha berbasis wakaf telah dikembangkan, di antaranya:

Hotel yang Menyatu dengan Masjid – Sebuah konsep inovatif yang menghubungkan fasilitas penginapan dengan masjid, memberikan kenyamanan bagi tamu sekaligus mendukung pendanaan kegiatan keumatan.

Usaha Pembuatan Roti – Produksi roti berkualitas yang tidak hanya dijual ke masyarakat, tetapi juga menjadi lapangan kerja bagi warga sekitar.

Baca Juga:  Head to Head Survei Capres LSI: Prabowo Raih 48,1%, Melesat 10% Ungguli Ganjar

Lahan Pertanian – Beberapa petak sawah yang dikelola sebagai aset produktif, hasilnya digunakan untuk kebutuhan masjid dan kesejahteraan umat.

Ratusan Binaan UMKM – Masjid Jogokariyan juga aktif dalam membina dan mendukung UMKM lokal agar lebih berkembang dan mandiri secara ekonomi.

Dengan kombinasi infak jamaah dan hasil usaha wakaf, kas masjid bisa mencapai lebih dari Rp10 miliar dalam setahun.

Namun, yang membuatnya istimewa adalah bagaimana dana ini dikelola: tidak untuk kemegahan masjid, tetapi untuk pemberdayaan umat.

Masjid yang Memuliakan Jamaah

Salah satu prinsip utama Masjid Jogokariyan adalah memberikan pelayanan terbaik bagi jamaahnya. Bahkan, hal-hal kecil seperti sandal atau sepeda jamaah yang hilang di lingkungan masjid pun akan diganti dengan harga yang sama.

Termasuk membantu warga di Kampung Jogokariyan terbebas dari pinjol atau hutang riba.

Takmir masjid juga menyediakan akses WiFi tanpa password, bukan sekadar fasilitas, tetapi sebagai cara agar hati masyarakat terpaut ke masjid—yang mungkin saja menjadi jalan hidayah untuk mulai menunaikan salat berjamaah di masjid.

Baca Juga:  Inkanas Cabang Bone Gelar Ujian Kenaikan Sabuk di Mako Batalyon C Pelopor

“Masjid ini bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga rumah bagi umat. Setiap rupiah yang masuk harus kembali kepada masyarakat, bukan hanya untuk mempercantik bangunan,” ujar Bapak Welly yang dengan lugas menjelaskan ke awak media ini.

Tak heran jika masyarakat di Kampung Jogokariyan benar-benar merasakan manfaat dari pengelolaan kas masjid ini. Program pemberdayaan ekonomi, beasiswa, santunan, hingga bantuan hukum, kesehatan dan layanan sosial lainnya terus berjalan, menjadikan masjid ini sebagai pusat keberkahan bagi banyak orang.
MasyaAllah Tabarakallah.

Dengan prinsip “memuliakan jamaah,” Masjid Jogokariyan menjadi bukti nyata bahwa masjid bukan hanya tempat salat, tetapi juga pusat pemberdayaan umat yang sesungguhnya. (Lanjut part 3).

Laporan : Hasjant H

 

 

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top